Jalan Sutra- Sekarang sudah semakin banyak wanita yang tidak lagi menganggap sebuah keperawanan adalah penting. Lebih parah lagi, persentase remaja yang telah melakukan hubungan intim semakin lama semakin meningkat jumlahnya. Menghadapi nilai-nilai yang semakin bergeser negatif, sepertinya penemuan para peneliti baru-baru ini bisa menjadi pertimbangan remaja masa kini untuk bersikap lebih hati-hati.
Sebuah penelitian mengamati lebih dari 7.000 responden wanita berusia 14 hingga 44 tahun untuk menentukan apakah seks pranikah berpengaruh terhadap perceraian. Kunci utama dalam penelitian ini adalah konteks dan waktu dimulainya hubungan intim untuk yang pertama kalinya; dengan hipotesa awal, jika seorang gadis di usia 18 tahun ke bawah telah kehilangan keperawanannya karena unwanted sex, dia akan cenderung memiliki suatu trauma terhadap seks. Atau sebaliknya, bisa jadi dia malah memiliki banyak pasangan seksual sebelum menikah. Keadaan yang demikian diperkirakan oleh peneliti akan membuat seorang wanita tidak bisa bertahan dalam lima tahun awal pernikahannya nanti.
Setelah dilakukan pengamatan, ditemukan bahwa wanita yang berhubungan seks di atas usia 18 tahun lebih jarang mengalami perceraian dalam lima tahun awal pernikahan mereka. Namun kekurangan penelitian ini, tidak diperhitungkan sebab-sebab lain yang bisa menyebabkan perceraian di usia muda, seperti penyebab materi, pendidikan, status bekerja dan sebagainya.
Jelas sudah, bahwa seks tidak hanya soal kebebasan atau kesenangan, tapi juga menjadi salah satu hal yang membentuk kematangan pribadi seseorang. Pengalaman seks yang buruk akan mengubah hidup seseorang secara drastis, dan butuh waktu yang tidak sebentar untuk mengembalikan keadaan seseorang karena trauma seksual.