Hati-hati bagi Anda yang mengalami kurang tidur. Sebuah penelitian di Amerika Serikat mengungkapkan bahwa orang yang memiliki masalah kesulitan tidur, berisiko besar terhadap penyakit diabetes.
Hal ini terungkap dari berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Chicago, Plamen Penev. Ia mengatakan, dari hasil studi yang dilakukannya, penyakit diabetes bukan hanya merupakan imbas dari gaya hidup yang tidak sehat. Termasuk di antaranya kebiasaan mengonsumsi makanan yang tidak sehat. Ataupun kurangnya aktivitas berolahraga.
”Namun, penyakit ini juga disebabkan kurangnya jumlah jam tidur,” kata Penev. Ia melakukan observasi pada 11 sukarelawan, yang terdiri atas lima pria dan enam wanita. Usia mereka sebagian besar adalah 40 tahun.
Partisipan ini memiliki kecenderungan kelebihan berat badan dan tidak banyak melakukan olahraga, tetapi mereka dalam keadaan yang sehat. Para sukarelawan tersebut rata-rata hanya tidur di bawah delapan jam dalam satu hari.
Selama 14 hari, mereka tinggal di laboratorium. Di tempat itu mereka tidur, beraktivitas, dan melakukan diet. Tekanan darah mereka pun terus dalam pengawasan. Selama diobservasi, mereka tidak diizinkan untuk melakukan olahraga dan sengaja disediakan makanan junk food sebagai makanan mereka sehari-hari.
Selama 14 hari berikutnya, mereka diizinkan untuk tidur selama delapan setengah jam setiap hari. Sementara pada periode berikutnya, para sukarelawan ini hanya boleh tidur lima setengah jam setiap hari. Ketika waktu tidur mereka dikurangi, mereka malah tidur larut malam dan bangun pagi hari yakni pukul 06.00.
Hidangan junk food yang disediakan, kurangnya aktivitas fisik, membuat berat badan mereka semakin bertambah. Kemampuan tubuh mereka untuk memproses glukosa pun berkurang sehingga meningkatkan risiko diabetes.
Ketika dites setelah tidurnya terganggu, sensitivitas insulin para sukarelawan ini berkurang 25 persen, yang menandakan mereka butuh lebih banyak insulin untuk mengurangi kadar glukosa. Namun, pembuangan insulin tidak meningkat pada 8 sukarelawan sehingga sebagai akibatnya, terjadi kenaikan glukosa dalam darah mereka sebanyak 23 persen.
Dalam penelitian ditemukan, ketika waktu tidur mereka berkurang, gula darah sukarelawan menjadi naik. Penev mengatakan, ”Ketika gaya hidup tidak sehat dikombinasikan dengan kurangnya jam tidur, memicu timbulnya risiko kelebihan berat badan dan membuka peluang bagi munculnya penyakit diabetes,” kata Penev seperti dikutip dari webmd.com.
Penyakit diabetes mellitus yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh karena organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh.
Insulin adalah salah satu hormon yang diproduksi pankreas yang bertanggung jawab untuk mengontrol jumlah/kadar gula dalam darah dan insulin dibutuhkan untuk mengubah (memproses) karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi yang diperlukan tubuh manusia. Hormon insulin berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah.
Diperkirakan, jumlah orang Amerika yang mengidap penyakit ini dalam 25 tahun ke depan akan menjadi dua kali lipatnya. Faktor utamanya adalah obesitas, hal ini berdasarkan studi yang dilakukan peneliti Elbert S Huang dari universitas yang sama. ”Jika orang tidak mengubah gaya hidup mereka, dalam dua dekade berikutnya akan ada peningkatan jumlah penderita diabetes secara masif,” kata Elbert.
Elbert memperkirakan, pada tahun 2034, sebanyak 44 juta warga Amerika akan mengidap penyakit ini. Jumlah ini meningkat dari penderita diabetes di Amerika yang mencapai 23 juta orang. Sementara biaya untuk merawat pasien diabetes, diproyeksikan naik dari USD113 miliar menjadi USD336 miliar dalam satu tahun sebelum inflasi. Angka ini akan semakin melonjak jika pasien semakin tua dan bertambah lemah untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif.
Penyakit ini menyerang siapa saja, tanpa melihat umur ataupun jenis kelamin. Adapun jika mengira hanya orang yang menderita kelebihan berat badan yang mengidap penyakit ini, maka pikir lagi. Tidak sedikit artis Hollywood yang menderita penyakit ini. Sebut saja aktris cantik pemeran Cat Woman Halle Berry yang menderita diabetes tipe dua.
Sementara, penyanyi dari grup Jonas Brothers Nick Jonas, menderita penyakit diabetes tipe satu. Ketika divonis mengidap diabetes, gula darahnya lebih dari 700, padahal gula darah normal antara 70 hingga 120. Jonas kemudian langsung dilarikan ke rumah sakit.
Sebelumnya, Jonas mengaku memiliki gejala kehilangan berat badan dan rasa haus yang sering kali. Di belakang Jonas maupun Halle, masih ada sederet figur papan atas lainnya. Seperti Larry King, Randy Jackson, ataupun Salma Hayek. Diabetes mellitus tipe satu adalah diabetes yang bergantung pada insulin Pada kondisi ini tubuh kekurangan hormon insulin, dikenal dengan istilah insulin dependent diabetes mellitus (IDDM).
Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas. Diabetes tipe 1 banyak ditemukan pada balita, anak-anak, dan remaja.
Sampai saat ini, diabetes mellitus tipe satu hanya dapat diobati dengan pemberian terapi insulin yang dilakukan secara terus-menerus berkesinambungan. Riwayat keluarga, diet, dan faktor lingkungan sangat memengaruhi perawatan penderita diabetes tipe satu.
Pada penderita diabetes tipe satu haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitor kadar gula darahnya, sebaiknya menggunakan alat tes gula darah. Terutama pada anak-anak atau balita yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi, sering muntah dan mudah terserang berbagai penyakit.
Sementara, pada diabetes tipe dua, hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan semestinya, dikenal dengan istilah non-insulin dependent diabetes mellitus (NIDDM). Hal ini karena berbagai kemungkinan seperti kecacatan dalam produksi insulin, resistensi terhadap insulin atau berkurangnya sensitivitas (respons) sel dan jaringan tubuh terhadap insulin yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah.