Titik puncak kenikmatan saat berhubungan seksual itu mampu mempengaruhi daya rangsang otak terhadap tubuh.
Dokter ahli syaraf, Barry Komisaruk, dari Rutgers University, melakukan studi tentang orgasme pada sekitar 200 wanita. Ia menganalisa pencitraan otak saat para responden mengalami orgasme. Ia mempelajari hubungan antara orgasme dengan kerja otak.
Pada dasarnya, orgasme adalah titik puncak kenikmatan saat berhubungan seksual, yang berkaitan dengan sisi psikologis dan syaraf manusia.
Dari hasil penelitian itu, ia menyimpulkan sejumlah hal berikut:
- Orgasme bisa meredam rasa sakit hingga 50 persen.
- Orgasme meningkatkan sensitivitas wanita terhadap rangsangan
- Otak menjadi superaktif saat orgasme. Dalam waktu bersamaan, otak menerima pesan dari empat pasang saraf yaitu hipogastrikus, vagus, pudenda, dan panggul.
- Orgasme memicu produksi dopamin dan oksitosin yang dapat merangsang kontraksi rahim. Kondisi ini memancing sperma pria lebih gesit mendekati sel telur
- Orgasme menyebabkan berkeringat dan detak jantung lebih cepat.
Orgasme pada wanita juga dipercaya memiliki efek positif bagi kecantikan kulit. Orgasme sebagai cara alami menghambat penuaan dini ini kemudian dikenal dengan istilah 'sexercise'.
Olah tubuh meraih puncak kenikmatan dapat mengurangi keriput. Zat endorphins yang dihasilkan selama orgasme akan menstimulasi sistem sel pemicu kerutan di wajah. Peningkatan zat endorphin juga dapat membuat rambut bersinar dan kulit lebih halus.
Kepada surat kabar The Guardian, seorang pakar kesehatan, Dokter Melissa Sayer mengatakan, orgasme memang dapat menciptakan energi positif dalam diri yang mempengaruhi kebugaran.