Jalan Sutra- Bryan Adams lewat lagunya "Have You Ever Really Loved a Woman" mengurai indah sikap pria yang seharusnya saat mencintai wanitanya.
To really love a woman
To understand her, you gotta know her deep inside
Hear every thought, see every dream
And give her wings, when she wants to fly
Then when you find yourself lyin' helpless, in her arms
You know you really love a woman
Ada beda dari sikap pria saat mencintai wanita dengan cara pandang wanita saat mencintai pria. Jamak, hubungan yang terjalin antara pria dan wanita harus berakhir, pasalnya, wanita tak sepenuhnya bisa mengerti sikap pria dalam memandang sebuah hubungan.
Lantas, apakah sikap pria dipastikan buruk dan berpotensi menyakiti hati wanita? Sigit Prakasa, Account Executive sebuah media online memilih bersikap menjaga sebagai bukti ia mencintai pasangannya. Sementara, "sebuah pelukan dan kecupan penuh perasaan dimanapun dan kapanpun adalah penunjukan cinta untuknya," ujar Andrias Kurniawan, pegawai.
Tak cukup sekedar sebuah pelukan, "perlu komitmen, karena saat hati sudah terpilih, adanya komitmen bersama menjalani hubungan menjadi penguatnya," ungkap Agus Yuliyono, reporter.
Lain pula pendapat Mazmur Prasetya Aji, 31 tahun. Karyawan di sebuah perusahaan swasta ini memilih bersikap lepas saat mencintai pasangannya, "bebaskan dia, seperti kata Bryan Adams. yaa contoh sederhananya, seperti membebaskan dia memilih warna gincu kesayangannya," ujar Mazmur, sapaan akrabnya.
Karet Gelang
Terkadang wanita kerap terjebak pada sikap yang ditunjukkan pria. Mereka salah memahami jalan pikiran pria yang sebenarnya simpel tapi terasa begitu kompleks bagi wanita. Saat mencintai wanita, sejatinya pria memilih seperti karet gelang. Meregang sampai batas maksimal, dan seketika dilepas akan melonggar.
Bukan karena debur cinta dan hasratnya telah mati, tapi ada saat di mana pria perlu 'membebaskan' dirinya. Tersebutlah sebagai fase "menarik diri".
Segala daya dan upaya telah dikerahkan pria untuk mendapatkan hati wanitanya saat tahap pendekatan. Diiringi genangan perasaan yang meluap, pria mempersembahkan segala yang terbaik di awal perjumpaan. Hal inilah yang membuat wanita tertarik dan lalu melepas panah asmaranya.
Namun, saat cinta itu berkembang, pria mundur perlahan, menarik diri. "hari ini kamu, besok dunia," lantangnya bersuara. Bukan untuk pergi mencari hati yang lain, namun ada banyak hal selain cinta yang perlu diselesaikan. Pekerjaan, keluarga dan mungkin juga target dan cita-cita yang belum tercapai. Dan, di antara jeda itulah sejatinya cinta sedang diuji seberapa besar kadarnya.
Wanita yang tak paham dengan sikap pria yang tiba-tiba menarik diri akan lantas bertanya-tanya lalu meragu, dan pemahaman yang salah berpotensi mengikis cinta itu sendiri. Pun, jika hubungan yang terjalin sudah tak lagi didasari rasa saling percaya dan mengerti, cinta akhirnya tinggal menunggu waktu untuk mati.
Membebaskan
Cinta sejatinya hidup di dalam hati. Tak perlu dikekang, cinta justru akan lebih leluasa memenuhi ruang hati untuk tumbuh dan berkembang. Cinta hanya butuh dibebaskan. Bukan untuk melepas ikatan yang sudah terjalin tapi agar ikatan itu semakin kuat.
Pria butuh menarik diri untuk membebaskan cintanya. Bekal baginya melepas cinta itu adalah rasa cinta dan kepercayaan yang besar dari pasangannya. Dan tak perlu dicari, pria akan kembali saat jiwa dan ruang hatinya telah dipenuhi perasaan membutuhkan dan kehilangan untuk wanitanya yang rela menunggu.