Inilah Penyebab Pasangan Berselingkuh di Media Sosial

Jalan Sutra- Social media kini kerap dituding sebagai pemicu terjadinya perselingkuhan di dunia maya. Bukan tanpa alasan, sebab kemudahan berkomunikasi di jejaring sosial seperti Twitter, Facebook atau Path membuka peluang lebih besar untuk saling flirting.

Namun social media tidak bisa serta merta dijadikan 'tersangka tunggal' dalam kasus perselingkuhan. Banyak faktor lain yang melatarbelakangi dan umumnya karena hubungan asmara yang sudah bermasalah. Ini beberapa penyebab orang tergoda untuk flirting dan selingkuh di social media yang dipaparkan Psikolog Klinis Dewasa Wulan Ayu Ramadhani, M. Psi.

Komunikasi Kurang Baik
Dua orang yang berbeda, tentu memiliki isi kepala yang berbeda pula. Oleh karena itu penting untuk memiliki komunikasi yang baik sebagai kunci untuk menyatukan dua perbedaan pemikiran tersebut. Namun hal itu juga tidak mudah dan jika masing-masing pasangan tidak bisa menyampaikannya dengan baik, akan timbul 'celah' yang memungkinkan terjadinya selingkuh.

"Ada orang misalnya lebih suka menyentuh atau sering bilang 'love you'. Tapi ada pasangan yang nggak nyaman jika harus bicara seperti itu. Nah saat itu tidak bisa dikomunikasikan berarti sudah ada gap antara harapan dia dan hubungannya," tutur Wulan, saat berbincang dengan wolipop di Cilandak Town Square, Jakarta Selatan.

Merasa Kurang Perhatian
Terkadang wanita senang menceritakan segala hal yang dialaminya. Mereka bicara banyak karena sedang memproses sesuatu dan ingin menemukan solusinya, bukan hanya keluhan. Wanita berbicara karena ingin pria memahami masalah yang terjadi dan bersama-sama menemukan jalan keluar yang terbaik. Sementara pria lebih suka membicarakan hal-hal yang sifatnya 'besar' dan penting.

"Paling banyak masalahnya di situ. Kenyamanan dalam hubungan, sharing, kadang perempuan lebih senang cerita sementara laki-laki merasa itu tidak penting untuk diceritakan, ada beberapa orang yang terganggu," tukas psikolog lulusan Universitas Indonesia ini.

Perbedaan ini yang kemudian bisa menimbulkan perasaan tidak diperhatikan, tidak dicintai. Merasa sang kekasih tidak bisa jadi teman curhat. Akhirnya ketika ada seseorang yang memberi perhatian, meskipun hanya lewat social media, bentuk afeksi itu bisa berubah jadi ketertarikan.

Masih Mencari yang Terbaik
"Kadang kalau pacaran masih ada persepsi kalau kita masih boleh memilih. Masih boleh mencari mana yang lebih baik. Masalahnya kalau kita selalu berpikir seperti itu maka akan selalu ada yang lebih baik (di mata kita)," tutur Wulan.

Pemikiran seperti ini rentan membuat seseorang tidak pernah puas dengan apa yang sudah dimiliki. Dalam hal ini, kekasih. Ada kekurangan sedikit saja dalam diri pasangan, jika perasaan masih labil maka kemungkinan untuk mencarinya dalam diri orang lain lebih besar. Di dalam dunia social media, kemungkinan ini sangat mungkin terjadi mengingat anonimitas membuat orang lebih bebas berekspresi bahkan jika harus tidak menjadi dirinya sendiri.

Untuk mencegah hal itu terjadi, sangat penting bagi Anda dan si dia untuk menentukan sejauh mana komitmen dalam menerima pasangan. Baik untuk hal-hal positif maupun negatifnya. "Kalaupun ada yang kurang bagaimana itu diatasi bersama," tutur Wulan. 

Digg Twitter Facebook
Home