Penggunaan ponsel di kalangan remaja saat ini sudah lumrah. Selain itu, sebagian besar remaja lebih banyak berkomunikasi dengan mengirimkan pesan dibandingkan dengan berbicara langsung.
Sayangnya, pengiriman pesan telah menjadi kegiatan yang sangat lumrah bagi mereka di setiap waktu sampai-sampai mereka tetap mengirimkan SMS meski sambil mengemudikan kendaraan.
Padahal, dari penelitian terakhir, orang yang mengirimkan SMS sambil mengemudi memiliki peluang mengalami kecelakaan enam kali lipat lebih tinggi.
Pew Internet and American Life Project meneliti lebih lanjut kebiasaan kirim mengirim pesan di kalangan remaja yang sejak tahun 2008 mengalami pertumbuhan sangat dramatis.
Saat ini, SMS melampaui panggilan telepon, instant messenger dan jejaring sosial sebagai metode komunikasi di kalangan remaja Amerika Serikat.
Penelitian menunjukkan bahwa 75 persen remaja berusia 12 sampai 17 sudah memiliki ponsel. Remaja perempuan umumnya mengirimkan 80 SMS per hari dan laki-laki sekitar 30 SMS per hari.
“Pengiriman SMS (texting) telah menjadi metode komunikasi utama di kehidupan remaja saat ini dan pertumbuhannya melejit dalam 18 bulan terakhir,” kata Amanda Lenhart, seperti dikutip dari DailyTech. “Kita sudah sampai di titik di mana remaja berharap kawannya membalas pesan teks mereka. Pastinya ada elemen tertentu pada pesan teks yang sangat cocok dengan kehidupan remaja,” ucap Lenhart.
Salah satu kunci meningkatnya pengiriman SMS di kalangan remaja adalah bahwa mereka umumnya berharap rekan mereka bisa menjawab SMS mereka di manapun mereka berada, baik di dalam kelas ataupun saat bersama orang tua mereka.
Penelitian juga menemukan bahwa 87 persen remaja pemilik ponsel tidur dengan ponsel di sisinya. Tujuannya agar mereka bisa membalas SMS sepanjang malam.