Ternyata Semakin Cerdas Semakin Murah Hati

Jalan Sutra- Ada banyak orang sukses yang kaya raya, namun hanya segelintir yang sudi menyumbangkan uangnya secara sukarela untuk amal atau kemanusiaan. Di sisi lain, banyak juga orang yang tidak kaya raya namun rajin berderma. Kecenderungan ini ternyata tidak melulu dipengaruhi oleh jumlah uang yang dimiliki, melainkan dipengaruhi juga oleh ukuran otak.

Para peneliti dari University of Zurich di Swiss menemukan adanya variasi jumlah materi abu-abu di daerah otak yang berhubungan dengan kekhawatiran dan keputusan moral seseorang. Daerah otak tersebut terletak antara parietalis dan lobus temporal. Orang yang berperilaku altruistik atau gemar menolong memiliki lebih banyak materi abu-abu di daerah ini.

Dalam laporan penelitian yang diterbitkan jurnal Neuron, peneliti meminta 30 orang relawan untuk menjalani scan otak sambil bermain game komputer. Permainan ini mengharuskan relawan membagi uangnya kepada seseorang yang tidak dikenal.

Relawan yang membuat keputusan dermawan seperti memberikan uangnya kepada orang lain meskipun mungkin merugikan diri sendiri ternyata memiliki lebih banyak koneksi saraf di bagian temporoparietal dibandingkan relawan yang lebih egois.

Hasil scan otak juga menunjukkan aktivitas di temporoparietal junction yang terletak di sisi kanan otak. Hal ini terjadi karena setiap orang mencapai batas maksimum pemberian yang bisa diberikan kepada orang lain. Mendeteksi titik maksimal ini memungkinkan peneliti untuk memeringkat kemurahan hati para relawan secara obyektif.

"Struktur temporoparietal junction sangat memprediksi titik awal seseorang untuk melakukan tindakan dermawan ketika aktivitas di wilayah otak lainnya memprediksi berapa banyak kerugian yang bisa dialami akibat tindakannya tersebut. Temuan ini menjelaskan hubungan antara hardware dan software dari perilaku altruistik manusia," kata peneliti, Yosuke Morishima seperti dilansir Medical Daily.

Para peneliti mengatakan beberapa orang lebih murah hati dibandingkan orang lain karena memiliki materi abu-abu di temporoparietal junction yang lebih banyak. Banyaknya materi abu-abu ini juga menegaskan bahwa kecenderungan altruistik tidak akan berubah dalam waktu yang singkat. Misalnya, orang baik tidak menjadi kejam dalam waktu semalam.

"Ini adalah penelitian pertama yang menghubungkan anatomi dan aktivasi otak atas perilaku altruisme manusia. Temuan menunjukkan bahwa perkembangan sikap altruisme melalui pelatihan atau praktek-praktek sosial dapat terjadi melalui perubahan struktur otak dan aktivasi saraf yang diidentifikasi dalam penelitian kami," kata peneliti senior, Ernst Fehr.

Peneliti menemukan bahwa potensi sifat altruisme sudah ada di dalam otak, namun pengambilan keputusan dalam kenyataannya tergantung pada konteks dan biaya yang dimiliki setiap orang.

Selain itu, penting juga untuk mempertimbangkan motif sosial lainnya dari sikap murah hati. Misalnya, kebanyakan orang tidak ingin dicap pelit kepada orang lain karena akan merusak reputasinya.






Digg Twitter Facebook
Home