Begitu indahnya sekuntum bunga segar yang sedang mekar di taman senantiasa menyimpan sejuta manisnya madu di balik kelopaknya dan menyiapkan madunya serta bersolek diri untuk memikat kumbang agar datang menghampiri untuk sekedar menghisap sari dan madunya kemudian kumbangpun pergi begitu saja setelah madu dan sari sari bunga tersebut didapat meninggalkan bunga tanpa ada kata kata yang terucap dari kumbang.
Terasa indah jika seorang wanita dikatakan telah menjadi bunga hati dan bunga tidur seorang pria hatinyapun menjadi berbunga bunga seakan tersanjung dan melayang layang sejenak, meletupkan kobar kobar asmara di hati dan angan angannya, sementara sang pria mencoba lebih mendekat dengan rayuanya laksana kumbang yang sedang mengitari sekuntum bunga yang sedang mekar dengan indahnya.
Ada kalanya seorang wanita yang menganggap dirinya seperti sekuntum bunga atau juga merupakan sebuah budaya dari kaum wanita yang menganggap dirinya adalah sekuntum bunga dengan sejuta keindahan yang tersimpan didalamnya dan dia juga memepertahankan sifat dasar bunga yang diam menunggu tanpa bisa memilih kumbang yang mana yang akan menhinggapinya, maka dia sering berfikir "aku kan wanita, kamu dong yang nyamperin aku, masak aku yang ke tempatmu, ga pantas" dia juga merasa terhina jika harus mendatangi tempat pria, meskipun pria tersebut disukainya, hal demikian masih sering terlihat atau terdengar.
Begitu juga seorang pria yang menganggap dirinya seperti kumbang yang bebas terbang dan hinggap kemana dia suka dia selalu berfikir bahwa wanita adalah sekuntum bunga yang menyimpan sejuta manisnya madu yang sewaktu waktu bisa dihinggapi kemudain dihisap begitu saja, dia juga sering berfikir "aku kan pria mestinya aku yang datang menhampirinya, bukan dia yang datang kepadaku" dia akan merasa mendapat rejeki yang besar ketika didatangi seorang wanita meski wanita tersebut kurang menarik hatinya.Jika seorang wanita menganggap dirinya sekuntum bunga, siapkah dengan segala resiko seperti sekuntum bunga yang begitu saja ditinggalkan oleh seekor kumbang setelah madu dan sari sarinya terhisap oleh kumbang, kemudian layu setelah kumbang pergi meninggalkanya?
Jika seorang pria menganggap dirinya seperti kumbang yang senantiasa bergerak dengan bebasnya memilih bunga yang mana yang akan dihinggapi kemudian dinikmati sari sari dan manis madunya kemudain ditinggalkan begitu saja, siapkah dengan segala resiko bahwa kumbang tidak pernah memeiliki bunga, dan relakah jika bunga tersebut dihinggapi serta dihisap madunya oleh kumbang kumbang yang lain?
Dalam hal ini sepertinya yang lebih beruntung adalah pria, sebenarnya tidak demikian karena masing masing manusia yang normal memiliki rasa ingin menguasai apa yang disenanginya, wanita akan merasa sakit hati jika pria yang disenanginya bersama wanita lain, demikian halnya pria juga merasa seperti itu, pria akan merasa sakit hati jika wanita yang disenanginya bersama pria lain.
Wanita yang menganggap dirinya seperti bunga biasanya kurang bisa mengharagi pria, dengan seenaknya main perintah dan selalu menganggap dirinya benar hampir dalam segala hal meski dia sebenarnya mengerti kalau itu salah.
Pria yang menganggap dirinya seperti kumbang biasanya juga kurang bisa menghargai wanita, dengan seenaknya dia berganti ganti pasangen tanpa pernah peduli tindakannya telah menyakiti hati, dan biasanya pria tersebut merasa dirinya adalah seorang jagoan.
Wanita yang menganggap dirinya seperti bunga dan pria yang menganggap dirinya seperti kumbang sama sama terbiasa menikmati kesenangan sesaat dan ketidak nyamanan yang berkepanjangan, dan sama sama begitu mudahnya melupakan kenangan yang telah dilaluinya.
Padahal pada dasarnya wanita dan pria saling membutuhkan dan sama sama ingin menikmati kehidupan yang nyaman secara berkelanjutan, untuk menikmati kenyaman harus saling menghormati dan menghargai, siapa yang merasa butuh harus mencari, siapa yang merasa dibutuhkan harus siap memberi, dengan saling mengerti akan kondisi maka akan tercipta kenyamanan bersama antara wanita dan pria yang berkepanjangan.
Bagaimana dengan anda sekarang?