Bangsa Indonesia yang sepertinya sulit untuk diporak porandakan persatuannya dengan semboyan Bineka Tunggal Ika yang bermakna meski berbeda beda tetapi tetap satu, itu mungkin jika rongrongan persatuan berasal dari luar secara terang terangan, atau dari dalam juga secara terang terangan, maka secara sukarela yang merasa memiliki bangasa akan membela persatuan bangsanya sampai titik darah penghabisan.
Namun tidak akan menjadi seperti itu jika rongrongan perstuan bangsa berasal dari luar yng menyelinap kedalam secara perlahan lahan dengan mengatas namakan Agama, di sisni yang paling gamapang dimasukin paham dari luar adalah Muslim, karena Muslim adalah kaum mayoritas dan cenderung berpegang pada dogmatis dalam setiap tindakannya dengan kata lain "apa kata kyai", meskipun kyainya dalam berpendapat bertentangan dengan hukum yang berlaku maka akan tetap dianut karena itu kata kyainya.
Dengan bersenjata "apa kata kyai" itulah rongrongan persatuan bangsa kita mudah diluluh lantakkan dan terjadi tidak hanya sekarang tetapi sejak jaman belanda, dulu orang belanda merasa kesulitan untuk menaklukkan perjuangan bangsa Indonesia karena persatuannya, karena rasa kebersamaannya yang kuat, namun begitu mereka mempelajari di mana kelemahan perstuan bangsa kita berada maka mereka mengutus salah seorang dari mereka yang bernama Senouk Hourgonye (ma'af jika ejaannya salah) untuk memepelajari agama Islam, karena memang Islam yang memang merupakan agama yang dipeluk mayoritas bangsa Indonesia dan juga merupakan agama yang dipeluk oleh mayoritas pejuang pejuang Indonesia.
Setelah Senouk Horgonye berhasil mempelajari agama Islam dia mencoba mempengaruhi kaum muslim dengan dogmatis dogmatis yang dia pelajari untuk melemahkan kaum pejuang kemudian disebar luaskan lewat kyai, satu misal mengatakan bahwa muslim yang sholatnya tidak memakai sarung tidak sah, dan paham itu sampai sekarang masih banyak yang menganut, padahal tujuannya jika pejuang pejuang kita waktu sholat memakai sarung terus ada serangan maka pejuang pejuang tersebut akan kesulitan untuk berlari kemudian membalas.
Saat ini hal yang pernah dilakukan oleh Senouk Horgonye pada jaman dahulu kembali ada yang menggunakan untuk memecah belah persatuan bangsa, dengan dalih jihad untuk memerangi kaum kafirin sehingga dengan suka rela melakukan bom bunuh diri yang dipercaya jika mati adalah mati sahid karena memberantas kaum kafirin, padahal tujuan sebenarnya hanyalah mengacaukan negara Indonesia dan sekaligus memecah belah persatuan bangsa, dan juga mencemarkan nama baik bangsa Indonesia, karena hal hal tersebut Indonesia mendapat julukan negara teroris.
Jika kita mau menelaah dengan hati yang jernih tanpa menyalahkan pihak lain bahwa Islam itu berarti selamat atau menyelamatkan maka agama Islam mestinya memiliki arti agama yang selamat atau agama yang menyelamatkan, bukan agama yang meresahkan, seperti contoh dari Rosulullah saw, Rosulullah tidak pernah memaksa orang lain utuk memeluk Islam asalkan orang lain tersebut tidak mengganggu Rosulullah, terbukti paman beliau sendiri yang merawat Rosulullah sejak kecil yang bernama Abu Tholib masih kafir sampai meninggal dunia.
Yang sekarang harus kita fikir, kenapa otak teroris yang di Indonesia kok orang Malaysia, terus bom bom bunuh diri selalu meledak di luar Malaysia, padahal di Malaysia sendiri tempat tempat yang seperti diledakakan juga banyak.
Semoga bermanfaat.