Kanker payudara masih menjadi momok menakutkan di kalangan wanita. Penyakit itu menempati urutan keenam penyakit mematikan di Indonesia.
Sebuah studi terbaru tim peneliti dari California menemukan, bahwa buah delima mencegah terjadinya kanker payudara.
Dari hasil penelitian, buah delima kaya akan ellagitannin, sejenis bahan kimia yang menahan produksi enzim aromatase. Enzim inilah yang membantu pembentukan estrogen yang memicu pertumbuhan sel tumor dan kanker payudara.
Obat-obatan anti kanker yang beredar sekarang berfungsi menghambat aromatase (seperti Arimidex, Aromasin, dan Femara). Obatan-obatan tersebut bekerja dengan cara serupa dengan ellagitannin, yakni menghentikan produksi hormon estrogen.
Walaupun demikian, para peneliti memperingatkan biji delima sulit diserap tubuh. Dari penelitian di labolatorium, hasil signifikan baru akan tampak bila dikonsumsi dalam jumlah besar. Peneliti masih berkutat mencari berapa jumlah asupan buah delima yang efektif untuk mencegah kanker.
Meski belum sepenuhnya menguak makanan terbaik pencegah kanker, penelitian itu memberikan informasi baru mengenai perilaku sel-sel kanker.
Untuk mencegah dan mengurangi resiko tumbuhnya sel kanker, para dokter menganjurkan untuk mengonsumsi menu sehat dan menjalankan diet seimbang.
Makan menu dengan porsi sedang, mengurangi konsumsi daging merah serta menambah asupan sayuran dan buah memperbaiki kualitas kesehatan. Di samping itu, disarankan untuk memperbanyak asupan gandum dan hindari minuman beralkohol.
Sebuah studi terbaru tim peneliti dari California menemukan, bahwa buah delima mencegah terjadinya kanker payudara.
Dari hasil penelitian, buah delima kaya akan ellagitannin, sejenis bahan kimia yang menahan produksi enzim aromatase. Enzim inilah yang membantu pembentukan estrogen yang memicu pertumbuhan sel tumor dan kanker payudara.
Obat-obatan anti kanker yang beredar sekarang berfungsi menghambat aromatase (seperti Arimidex, Aromasin, dan Femara). Obatan-obatan tersebut bekerja dengan cara serupa dengan ellagitannin, yakni menghentikan produksi hormon estrogen.
Walaupun demikian, para peneliti memperingatkan biji delima sulit diserap tubuh. Dari penelitian di labolatorium, hasil signifikan baru akan tampak bila dikonsumsi dalam jumlah besar. Peneliti masih berkutat mencari berapa jumlah asupan buah delima yang efektif untuk mencegah kanker.
Meski belum sepenuhnya menguak makanan terbaik pencegah kanker, penelitian itu memberikan informasi baru mengenai perilaku sel-sel kanker.
Untuk mencegah dan mengurangi resiko tumbuhnya sel kanker, para dokter menganjurkan untuk mengonsumsi menu sehat dan menjalankan diet seimbang.
Makan menu dengan porsi sedang, mengurangi konsumsi daging merah serta menambah asupan sayuran dan buah memperbaiki kualitas kesehatan. Di samping itu, disarankan untuk memperbanyak asupan gandum dan hindari minuman beralkohol.