Orang Semakin Sedih maka Semakin Ceroboh

Jalan Sutra- Yang namanya kehidupan, pasti ada kalanya senang dan ada kalanya sedih. Tapi kalau sedang sedih, ingatlah baik-baik satu hal; jauh-jauh dari dompet, kartu ATM maupun kartu kredit. Sebuah penelitian menemukan bahwa kesedihan membuat orang ceroboh menghabiskan uang.

Para peneliti dari Harvard University dan Columbia University menemukan bahwa semakin besar kesedihan yang dialami seseorang, semakin besar pula kemungkinannya membuat keputusan finansial yang mengerikan. Orang cenderung melupakan masa depannya ketika merasa sedih dan akhirnya menghabiskan lebih banyak uang.

Ternyata tak hanya kemarahan atau cinta saja yang membuat orang menjadi 'buta'. Menurut penelitian yang dimuat jurnal Psychological Science, ketika orang merasa sedih, semakin besar keinginannya untuk mendapat kepuasan instan sehingga membuatnya tidak dapat melihat akibat dari tindakan cerobohnya di masa mendatang.

Dalam penelitian ini, para peneliti melihat data dari Harvard Decision Science Laboratory dan Center for Decision Sciences di Columbia University. Para peneliti menemukan bahwa orang yang diperlihatkan video menyedihkan lebih mungkin hilang kesabaran dan membuat keputusan yang buruk dengan cara menghabiskan uang dibanding orang biasa.

"Dalam 3 percobaan, peserta yang sedih kurang begitu menghargai masa depannya, yaitu 13-34% lebih rendah daripada peserta biasa. Perbedaan ini muncul meskipun uang yang dipertaruhkan adalah uang riil dan diskon dalam kondisi netral sudah tinggi," kata para peneliti seperti dilansir Medical Daily.

Percobaan yang menggabungkan metode psikologi dan ekonomi ini mengungkapkan bahwa orang yang sedih belum tentu bijaksana menggunakan uangnya. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa membeli sesuatu yang dapat memberikan rasa kontrol membuat orang-orang yang sedih merasa lebih baik.

Membeli hal-hal seperti tiket konser atau traveling untuk liburan saat merasa sedih justru membuat sedih di kemudian hari. Namun pada orang-orang yang menghabiskan uangnya bukan karena sedih, mereka mengaku lebih banyak merasakan kebahagiaan.

"Memahami sepenuhnya proses-proses ini juga dapat membantu mengatasi masalah-masalah ekonomi terkait dengan ketergantungan kartu kredit," tambah para peneliti.

Digg Twitter Facebook
Home