Peningkatan kualitas Guru lewat PLPG

Beberapa waktu lalu dan sekarang masih berlangsung peningkatan kualitas guru dengan jalan pelatihan atau PLPG yang dislenggarakan oleh Dinas Pendidikan yang dibagi beberapa kelompok perrayon dengan maksud meningkatkan mutu pendidikan diIndonesia, namun apakah itu bisa berhasil dengan baik atau hanya sekedar proyek dari para oknum oknum yang berada di dalamnya?

"Guru selain mengajar tentunya juga mendidik. Dan mendidik yang paling mudah adalah dengan memberikan keteladanan, memberi contoh. Tidak main perintah dan asal melarang. Setuju sekali jika guru harus benar-benaar bisa terhadap materi yang diajarkannya. Bagaimana mungkin siswa pandai kalau guru yang mengajar tidak kompeten. Pelajaran praktik yang hanya berteori apa bedanya dengan sastra", Elfian Zupikar, blogkompasian 4 September 2009

Jika ditelaah pedidikan kilat yang diberikan kepada para guru yang usianya sudah tidak remaja lagi dan dilaksanakan dalam waktu yang singkat mungkin terasa sulit untuk masuk ke dalam otak dan bersarang di dalamnya yang kemudian diterapkan pada sekolah ekolah di mana para guru mengajar, apa lagi kebanyakan yang mendapat kesempatan untuk diklat tersebut rata rata tidak pernah menjalani kuliah secara reguler atau kuliahnya jarak jauh, sedangkan penyampai materi ajar adalah dosen dosen yang sudah terbiasa menyampaikan pada mahasiswa yang masih segar segar cara berfikirnya.

Dalam teorinya sih mungkin bisa namun pada prakteknya para guru yang menjalani diklat merasa kelelahan dan kelabakan karena selain dilaksanakan pas bulan puasa juga menerima penyampaian materi selam 12jam dari pukul 08:00 sampai dengan pukul 15:00 dengan empat materi yang berbeda, kemudian harus dilanjutkan untuk menyelesaikan tugas tugas yang diberikan oleh penyampai materi dan harus dikumpulkan esok harinya, kemudian menjalani aktifitas yang sama selama enam hari, sedangkan makanan yang disajikan oleh pihak penginapan terasa kurang kandungan nutrisi untuk mengganti energi otak yang dikeluarkan.

Bagi yang memiliki kemampuan diatas rata rata mungkin hal itu tidak begitu berat, tetapi bagi yang hanya memiliki kemampuan standar terasa berat dan tak ayal lagi untuk menyelesaikan tugas yang diberikan penyaji materi hanya mengandalkan copy paste dari teman teman sejawat yang difikir lebih mampu.

Apakah hal yang demikian bisa dikatakn bahwa pelatihan tersebut akan berhasil meningkatkan kualitas pendidik di Indonesia?

Sedangkan proses pendidikan dan cara penilaian hasil pendidikanpun terasa kurang adil karena rata rata guru dan pendidik serta pemerintah sendiri lebih menilai dengan nilai tinggi peserta didik yang manut dari pada peserta didik yang cerdas dan kreatif, karena rata rata yang cerdas dan kreatif kurang manut tetapi memiliki sejuta inofasi dalam setiap karya karyanya.

Akan seperti apakah mutu pendidikan di Indonesia 10tahun mendatang jika masih seperti itu cara pendidik yang ada di Indonesia?




Digg Twitter Facebook
Home