Sebelum memutuskan untuk mengakhiri kisah cinta, sebaiknya Anda atau pasangan memahami betul mengapa hubungan harus berakhir. Dengan mencari akar masalah, Anda atau si dia bisa memprediksi apa yang akan terjadi nantinya. Bahkan tidak akan menyesali keputusan yang sudah dibuat.
Umumnya hubungan tak lagi bisa dipertahankan karena tiga soal atau kombinasi darinya. Apa saja tiga hal tersebut?
1. Kesalahan yang tidak bisa ditoleransi
Perselingkuhan menjadi contoh nyatanya. Penyebab perselingkuhan tak hanya karena pasangan merasa ada yang kurang dari diri Anda, atau sebaliknya. Selingkuh juga bisa terjadi karena salah satu dari pasangan bertindak untuk memenuhi hasrat fisik, emosi, maupun seksualnya semata.
Jika perselingkuhan terjadi karena kebutuhan pemenuhan hasrat semata, pihak yang diselingkuhi tak perlu ambil pusing. Tinggalkan saja pasangan, itu lebih realistis. Namun keputusan kembali kepada pihak yang dikhianati. Seberapa besar masalah ini mempengaruhi hubungan juga menjadi pertimbangan lainnya. Meminta pendapat teman, juga perlu untuk mencari pertimbangan sebelum membuat keputusan.
2. Berpikiran sempit
Pasangan yang berpikiran sempit, berpikir dan bertindak berdasarkan atas nilainya sendiri berpengaruh buruk bagi keberlanjutan hubungan. Misalnya, kekasih Anda mendapat pekerjaan baru yang lebih layak, namun di luar kota. Dengan persepsinya, dia merasa tak bisa lagi bisa menjalankan hubungan jarak jauh dan memilih putus.
Komunikasi terbuka sebenarnya bisa membantu mengatasi hubungan jarak jauh. Tak sedikit hubungan jenis ini yang berhasil. Namun akan menjadi sulit diteruskan jika memang salah satu pihak merasa tak sanggup menjalaninya, dan berkeras dengan perspektifnya sendiri.
3. Perbedaan arah dan tujuan
Hubungan cenderung tak berhasil dengan perbedaan arah dan merasa tak sejalan. Baik dalam kedekatan sebagai individu, pekerjaan, atau relasi sebagai kekasih. Anda dan dia merasa tidak sejalan dan berbeda arah. Hal ini bisa memancing konflik dalam hubungan.
Biasanya hubungan ini diawali karena emosi, ketertarikan fisik, atau seksual semata. Namun setelah dijalani, ada perbedaan yang tak bisa disatukan. Bahkan ada perbedaan nilai dan keyakinan.
Jika sudah begini, ajukan pertanyaan kepada diri sendiri, yakni:
* Apakah Anda meyakini ada masa depan yang lebih baik dengan pasangan?
* Apakah Anda dan dia memiliki kesamaan keinginan dalam hidup?
* Apakah hubungan bermanfaat baik bagi keduanya jika diteruskan?
Jika tidak ada lagi kesesuaian, dalam hal gaya hidup terkait dengan latar belakang keluarga, pekerjaan, agama, dan lainnya, sebaiknya akhiri saja hubungan Anda. Karena dengan begitu, Anda bisa menghindari friksi lebih dalam dalam hubungan.
Anda harus bisa realistis untuk menjawab persoalan ini. Umumnya pasangan akan melanjutkan hubungan, bahkan menikah, meski akhirnya ada penyesalan di kemudian hari. Penyesalan ini berujung pada ketidakpuasan diri atau ada kekosongan yang menyulitkan keduanya mendapatkan kebahagiaan yang utuh. Pasangan merasa tak bahagia dalam menjalani hubungannya.
Untuk mendapatkan keteguhan hati mengakhiri atau melanjutkan hubungan, penting dicatat adalah Anda mengenali apa tujuan hubungan dan mengenali diri sendiri. Dengan begitu Anda tidak akan terjebak dalam hubungan yang menyesatkan.
Hubungan akan lebih sehat jika sejak awal menjalani hubungan Anda dan dia menerapkan tiga hal berikut:
* Jangan terlalu serius menanggapi masalah atau mudah tersinggung, hadapi dengan lebih santai dan berpikir simpel saja.
* Mencari tahu adakah pemikiran sempit dari pasangan Anda, yang bisa mengancam hubungan.
* Kenali lebih jauh apa yang diinginkan dari hubungan tersebut, apalagi jika mengarah lebih serius ke jenjang pernikahan misalnya. Anda dan dia harus memahami, hubungan seperti apa yang ingin dibangun.
Anda dan dia juga perlu mengenal lebih jauh, tentang karakter dan pandangan tentang berbagai hal seputar hubungan jangka panjang. Jika tidak, bersiaplah dengan penyesalan.