Jalan Sutra- Lingkungan dapat membentuk kencenderungan perilaku seseorang. Seperti dalam lingkungan orang-orang dengan status sosial tinggi dapat memiliki ciri khas atau kemiripan perilaku satu sama lain. Sedangkan dalam lingkungan orang-orang dengan status sosial menengah kebawah juga dapat memiliki kemiripan perilaku.
Orang yang menganggap dirinya kelas atas mungkin tidak selalu memiliki perilaku yang baik. Kelompok orang kelas atas lebih mungkin terlibat dalam perilaku yang kurang baik dibandingkan dengan orang dengan status sosial.
Hal tersebut berdasarkan hasil sebuah studi baru yang telah diterbitkan dalam Prosiding National Academy of Sciences. Para peneliti dari University of California, Berkeley, dan University of Toronto melakukan tujuh percobaan yang berbeda.
"Perilaku seseorang mungkin lebih berkaitan dengan situasi seseorang dalam hidup daripada kualitas intrinsik dari orang tersebut. Hasil studi tersebut menunjukkan ketidaksetaraan perilaku dalam masyarakat. Status sosial memiliki efek mengejutkan pada bagaimana seseorang dalam memandang dunia luar dan lingkungan sekitarnya," kata peneliti Paul PIFF, dari departemen psikologi Berkeley seperti dilansir dari WebMD.
Dalam percobaan pertama, para peneliti mengamati bahwa orang mengendarai mobil mahal lebih mungkin untuk memotong jalan pengendara lain di persimpangan daripada orang yang mengemudi kendaraan biasa. Pada percobaan kedua, orang yang mengendarai kendaraan biasa lebih mendahulukan pejalan kaki dibandingkan dengan orang yang mengendarai kendaraan mewah.
Dalam percobaan kedua, kelompok orang dengan status sosial tinggi diperbolehkan untuk mengambil permen dalam toples, meskipun sebenarnya permen tersebut diutamakan untuk anak-anak. Kemudian mayoritas dari kelompok orang dengan status sosial tinggi mengambil permen tersebut.
"Salah satu kekuatan dari penelitian ini adalah mengkaji perilaku dalam pengaturan dunia nyata maupun di laboratorium. Penelitian ini menyoroti bagaimana pengalaman dalam konteks yang berbeda kelas sosial dapat memiliki dampak yang kuat pada perilaku kita sehari-hari dan interaksi dengan orang lain," kata Nicole M. Stephens, asisten profesor di Northwestern University Kellog School of Management.
"Jika Anda bisa membuat orang kelas bawah mendukung nilai itu, mereka hanya sebagai kemungkinan untuk berperilaku tidak etis. Jika Anda dapat mengubah keyakinan tentang keserakahan, Anda dapat mengubah perilaku. Secara teori Anda bisa menekankan fitur negatif dari keserakahan dan mengurangi kecenderungan tidak etis," kata PIFF.
"Sangat menarik ketika fenomena dasar yang sama ditunjukkan menggunakan berbagai metode eksperimental. Kemampuan untuk membenarkan dan mengabaikan perilaku transgresif sebagai pengecualian untuk konsep diri seseorang dari tanggung jawab adalah kunci untuk membuat pilihan yang tidak etis," kata Martin Ford, PhD seorang psikolog dan profesor pendidikan dari George Mason University.