Nasihat bijak mengatakan agar kita segera menyelesaikan perselisihan dengan pasangan supaya hubungan awet. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa aktivitas otak, terutama di area yang disebut lateral prefrontal cortex, akan lebih baik aktif setelah seseorang bertengkar dengan pasangannya.
Bagian lateral prefrontal cortex yang lebih aktif bisa membuat kemarahan mereda setelah hari sebelumnya ribut dengan pacar. Ini berarti, sebenarnya emosi yang kita rasakan setelah bertengkar justru menguntungkan. Demikian menurut sejumlah peneliti dari Harvard University.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa lateral prefrontal cortex merupakan bagian otak yang mengatur emosi. Dengan meningkatkan fungsi otak bagian ini, diyakini akan mampu menjaga kestabilan mood setiap hari.
"Pada umumnya orang akan merasa kesal setelah berkonflik dengan pasangannya. Tapi satu hari setelah pertengkaran itu, bagian otak tertentu akan lebih aktif sehingga perasaan kita kembali membaik," kata Christine Hooker, peneliti psikologi dari Harvard.
Dari hasil penelitian juga diketahui, saat melihat ekspresi negatif di wajah pasangannya, area lateral prefrontal cortex juga akan aktif. Dan setelah itu, esoknya gejolak emosi dari orang tersebut akan reda.
Para ahli juga menemukan kaitan antara pengaturan emosi dan kecerdasan. Orang yang bagian prefrontal cortex-nya aktif cenderung lebih unggul dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan fungsi kognitif.
Dalam riset ini para ahli menggunakan pemindaian otak untuk melihat perubahan aktivitas otak yang berkaitan dengan emosi. "Aktivitas otak dari pemindaian otak bisa menggambarkan pengalaman kehidupan sehari-hari," kata Hooker