Selama ini tentu Anda sudah mengenal pembangkit listrik tenaga air (PLTA), pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), pembangkit listrik tenaga gas (PLTG), ataupun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
Pembangkit listrik ini digerakkan oleh generator yang bahan bakarnya adalah gas metan.
Sebuah pembangkit listrik tenaga sampah (PLTS) telah didirikan di tempat pembuangan sampah akhir (TPA) Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat. PLTS sendiri sebenarnya merupakan pembangkit listrik yang digerakkan oleh gas metan yang dihasilkan oleh sampah.
"Pembangkit listrik ini digerakkan oleh generator yang bahan bakarnya adalah gas metan. Gas metan ini gas khusus yang dihasilkan dari penguraian sampah-sampah yang ada di Bantar Gebang ini," papar August PL Toruan, Manajer Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang.
Dari PLTS Bantar Gebang ini rencananya akan diproduksi tenaga listrik maksimum sebesar 26 megawatt. Namun, untuk realisasi awal baru 2 megawatt yang dihasilkan. "Rencananya maksimum 26 megawatt, tapi yang selesai baru 2 megawatt. Yah, tidak bisa langsung sekaliguslah, bertahap. Yang penting berkelanjutan nantinya sampai selesai 26 megawatt. Tapi, targetnya 26 megawatt itu akan selesai semuanya sampai tahun 2013," ujar August.
Rencananya, proyek pembangkit listrik bernilai total Rp 700 miliar ini akan diresmikan oleh Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta hari ini. Namun, karena masih ada kendala teknis, peresmiannya diundur akhir Maret nanti.
"Tidak ada persoalan serius. Peresmiannya diundur hanya karena kesulitan mempertemukan waktu antara para pejabat yang mau meresmikannya. Karena kan banyak pejabat pemerintahan yang mau hadir nanti saat peresmian. Ada Menteri Lingkungan Hidup, Gubernur, pejabat dari Pemprov, Wali Kota Bekasi, ada juga Dirut PLN," ungkap August