Jalan Sutra- Dewasa ini, orang lanjut usia bukan lagi satu-satunya faktor pemicu penyakit kritis seperti stroke, diabetes, kanker, atau penyakit jantung. Orang muda pun kini tidak luput mengalami gangguan kesehatan serius.
Menurut psikolog Zoya Amirin, hal ini tak luput dari gaya hidup yang dijalani, dan bukan hanya dipengaruhi fisik, tapi juga emosi dan pikiran. Ia mengungkap, berdasarkan teori Abraham Maslow, cara yang ditempuh setiap orang untuk memenuhi kebutuhan dasar, secara otomatis membentuk manusia itu sendiri.
"Lifestyle itu adalah personality, jadi masing-masing manusia harus dapat mengenal kebiasaan hidupnya lebih dulu supaya bisa melakukan tindak preventif. Sebab, yang namanya sakit itu adalah tanggung jawab individu," kata dosen Fakultas Kesehatan masyarakat Universitas Indonesia ini dalam sebuah acara di kawasan Senayan.
Mengubah gaya hidup dapat mengubah diri manusia secara keseluruhan. Ancaman penyakit kritis yang membayangi pun bisa dihindari. Asal, konsisten menjalani gaya hidup baru. Agar terhindar dari penyakit kritis karena gaya hidup, Zoya menyarankan untuk melakukan tiga langkah berikut.
Kenali kebahagiaan
Kenali apa yang dapat membuat bahagia, sehingga Anda tahu dan mencari cara untuk mencapai tujuan hidup. Risiko stres, tekanan dan tentunya penyakit kritis, dapat dikurangi. Faktanya, hal ini sangat dipengaruhi aspek kognitif yang terdiri dari aktivitas mental seperti berpikir, meyakini, mempelajari, dan mempersepsikan. Tindakan kognitif ini dapat mempengaruhi perasaan, dan perasaan dapat mempengaruhi tindakan.
Berpikir positif
"Kita tidak bisa mengontrol emosi, namun kita bisa mengontrol sikap kita terhadap emosi," kata Zoya.
Mengeluhkan macet saja misalnya, tidak akan membuat macet terurai. Redam kekesalan akibat macet dengan menyetel radio atau membaca buku. Jika emosi negatif melanda, alihkan pikiran dengan memikirkan sesuatu yang menyenangkan.
Hindari perilaku berisiko
Merokok, menyalahgunakan obat-obatan, minum minuman keras, melakukan risky sex, dan makan terlalu berlebihan merupakan perilaku berisiko yang dapat membuat seseorang terserang penyakit kritis. Itu karena, bisa membuat seseorang kecanduan dan melakukan secara berlebihan.
"Umumnya sesuatu yang bersifat enak itu adiktif. Dengarkan diri sendiri. Jika Anda sering memberi pembenaran terhadap diri Anda sebelum melakukan yang enak-enak itu, itu sudah merupakan sinyal bahwa Anda seharusnya berhenti," kata Zoya memperingatkan.