Menurut psikolog Carl Pickhardt, PhD, mengajarkan pentingnya menolong kepada remaja penting karena pada masa inilah, anak cenderung asik dan memerhatikan diri sendiri. Egoismenya yang sedang memuncak perlu diimbangi dengan sikap peduli terhadap orang lain di sekitarnya. Anak juga perlu diajarkan untuk tak ragu meminta pertolongan saat membutuhkan bantuan orang lain.
Agar tak keliru memberikan pertolongan, atau sebaliknya agar tak salah paham atas bantuan yang Anda terima, sebaiknya pahami apa itu menolong dan ditolong. Berikut panduan dari Pickhardt agar Anda bisa mengajarkan anak bagaimana cara menolong atau menerima bantuan:
1. Menolong adalah simbol kekuatan.
Orang mencari atau menerima pertolongan ketika mereka tak memiliki kapasitas atau kekuatan untuk menolong diri sendiri. Orang yang tak mau meminta pertolongan sebenarnya sedang menunjukkan kelemahan dirinya. Karena baginya meminta bantuan menunjukkan dirinya lemah, dan ia tak ingin terlihat lemah. Inilah sebabnya, banyak orang yang lebih senang menolong daripada ditolong. Berada dalam posisi yang ditolong juga umumnya membuat seseorang merasa berutang budi. Sementara jika berada dalam posisi menolong, seseorang cenderung merasa punya kekuatan lebih. Nah, yang perlu ditanyakan dan didiskusikan bersama anak adalah, apakah ia pernah kesulitan meminta pertolongan? Atau merasa berutang budi jika menerima pertolongan?
2. Menerima pertolongan ada baik buruknya.
Ada dampak positif dan negatif yang ditimbulkan dari menerima pertolongan. Menerima pertolongan bisa membantu diri sendiri untuk lebih melatih toleransi terhadap diri, bahwa Anda juga membutuhkan bantuan orang lain. Namun ada sisi negatifnya, yakni Anda merasa tersinggung atau tersakiti. Karena, tidak semua pertolongan berdampak baik atau membantu Anda secara positif.
3. Jangan menjadi penolong yang sok tahu.
Meski Anda berada dalam pihak yang menolong, bukan berarti Anda tahu segalanya. Menurut Pickhardt, tak ada seorang pun yang ahli secara absolut. Jadi, saat Anda memberikan pertolongan sebaiknya kenali apa yang tidak Anda ketahui dan jangan menjadi sok tahu. Anda harus membatasi diri, dengan membantu orang lain sesuai kemampuan. Selanjutnya, serahkan kepada orang yang lebih ahli untuk membantu orang tersebut.
4. Tidak semua penerima bantuan bersikap terbuka.
Ketidakpercayaan atau kecurigaan seringkali muncul saat seseorang menerima bantuan Anda. Tidak semua orang mau bergantung kepada orang lain untuk membantunya. Penyebabnya, orang ini bisa jadi pernah mengalami pengalaman buruk saat ditolong orang lain di waktu lampau. Jadi, jangan kaget ketika ada orang yang menolak bantuan Anda. Jangan juga menjadi kecewa dan tak ingin lagi membantu orang lain karena sikap seperti ini.
5. Tidak selamanya bantuan akan menguatkan.
Memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan akan menguatkan si penerima pertolongan. Namun hal ini menjadi tak berlaku lagi ketika orang yang ditolong menjadi bergantung pada Anda.
6. Menolong juga perlu kerjasama.
Agar bantuan yang Anda berikan bermanfaat maksimal, Anda dan si penerima bantuan perlu bekerjasama. Bantuan Anda tak akan ada hasilnya jika si penerima bantuan tidak ingin ditolong. Tugas Anda sebagai penolong adalah menawarkan bantuan. Sedangkan tugas si penerima bantuan adalah untuk memanfaatkan bantuan tersebut untuk menolong diri mereka sendiri. Anda dan orang yang ditolong perlu berkolaborasi. Anda tak bisa memaksakan diri untuk menolongnya jika ia tak membutuhkan atau tak menginginkan bantuan Anda.
7. Bantuan tak lantas menyelesaikan masalah.
Jangan kaget ketika Anda memberikan pertolongan, yang terjadi adalah Anda menciptakan masalah dan bukan menyelesaikan masalah. Karena itu dalam memberikan pertolongan Anda perlu memerhatikan perasaaan orang yang ditolong, dan memerhatikan cara Anda memerlakukan mereka. Jangan hanya fokus pada bantuan yang Anda berikan, tetapi perhatikan proses pemberian bantuan tersebut.
8. Pemberi bantuan harus mendengarkan penerima bantuan.
Aturan ini tak selamanya berlaku. Anda memang harus menjadi pendengar yang baik jika ingin memberikan pertolongan. Tujuannya agar Anda mengetahui dengan baik apa yang dibutuhkan penerima bantuan. Namun pada kondisi tertentu, Anda juga perlu membatasi diri dalam mendengarkan si penerima bantuan. Karena jika tidak Anda akan terbawa suasana tak menyenangkan, atau terlalu larut dalam kesedihan orang yang mengharapkan bantuan Anda. Jadi, jangan terus-menerus mendengarkan kesusahan orang yang akan dibantu. Ambil rehat sejenak, kendalikan lagi emosi Anda agar tak terbawa suasana.
9. Ada orang yang berterima kasih dan ada juga yang tidak.
Tak perlu pamrih dalam memberikan bantuan. Karena tak semua orang berterima kasih atas bantuan yang Anda berikan. Baik berupa dukungan moral, atau bantuan finansial. Jangan kaget bila ada orang yang justru tersinggung dengan bantuan yang Anda berikan. Misalnya, saat Anda membantu seseorang yang lamban dalam mencerna pelajaran atau topik tertentu, orang yang ditolong akan merasa terbantu karena ia mendapatkan pencerahan. Namun di sisi lain, ia juga akan mudah tersinggung jika cara Anda memberikan bantuan membuatnya terkesan bodoh.
10. Menolong berdampak baik pada hubungan.
Anda perlu melakukan dua cara agar bantuan yang diberikan bisa berdampak positif pada hubungan. Pertama, seimbangkan kekuatan pemberi bantuan dan penerima bantuan. Artinya, jangan mendominasi dengan terus-menerus memberikan bantuan, sehingga membuat penerima bantuan merasa ketergantungan. Kedua, sebaiknya jangan bersikap dominan atas pihak yang diberikan bantuan, seperti terus-terusan menggali informasi dari pihak yang akan dibantu. Sikap seperti ini akan memunculkan sikap tak percaya, dan penerima bantuan merasa Anda terlalu jauh memasuki area pribadinya. Jika sudah begini, hubungan bisa terancam, karena ada pihak yang merasa tak nyaman dan mulai menjaga jarak dengan Anda.