Matematika seringkali dikatakan sebagai momok bagi para pelajar di Indonesia, karena dianggap pelajaran yang sulit dan membingungkan, tetapi sebenarnya matematika itu sangat mengasikan, karena hampir seperti sebuah permainan. Banyak jalan membuat Matematika menjadi pelajaran yang mudah dan menyenangkan. Dari yang tradisional menggunakan batang lidi, sampai yang mutakhir ala Glenn Doman. Kuncinya cuma kreatifitas.
Penuturan Djomon Bapila, Kepala Sekolah SD 008 Kalampising, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, ini misalnya. Djomon mengaku, dirinya mewajibkan para siswa kelas I untuk membawa batang-batang lidi ke sekolah.
"Lalu saya minta mereka mengikatnya dengan jumlah untuk masing-masing ikat sebanyak 10 lidi. Itulah alat hitung mereka," ujar Djomon, awal Oktober lalu.
"Sederhana memang, tetapi hanya itu yang termurah, tercepat, dan termudah untuk diserap oleh siswa. Dengan lidi-lidi ini mereka menjadi aktif belajar dan tak sadar bisa menghitung dengan tangkas," tambahnya.
Lain Djomon, lain pula Sugimun. Guru Matematika SMPN I Lumbis, Kabupaten Nunukan, ini punya cara jitu untuk membuat siswanya tertarik dan mudah mengerti pelajaran Matematikanya. Salah satunya, Sugimun mengajak para siswa bermain gaple atau yang lebih akrab disebut domino.
Ya, "domino Matematika". Domino tersebut, kata Sugimun, sudah dibuktikannya bisa memudahkan siswa mengenal pelajaran Matematika tentang bilangan pecahan.
Tak ubahnya bermain domino, setelah kartu pertama dilempar, kartu berikutnya akan mengikuti. Namun, jika pada domino sesungguhnya berisi kumpulan atau urutan angka-angka, pada "domino Matematika" ini kartu tersebut berisi berbagai bilangan pecahan.
"Saya berpikir, apa pun yang ada di sekitar kita, baik itu di lingkungan rumah maupun sekolah bisa dimanfaatkan. Sederhananya, Matematika itu tidak rumit dan mudah dimengerti siswa, asalkan gurunya bisa memudahkan siswa menyerapnya," ujar Sugimun.
"Pernah, waktu pelajaran tentang bangun bidang, seperti kubus, balok, segitiga, atau kerucut, saya minta siswa melihat ke semua sisi bangunan mulai dari dinding sampai atap, ternyata itu lebih mudah dimengerti ketimbang hanya teori di papan tulis," ujar lulusan Universitas Mulawarman ini.
Glenn Doman
Khusus balita, sistem pembelajaran, metode, serta sarana yang tepat juga diperlukan oleh seorang anak untuk mempermudah dan menyenangkannya mempelajari matematika.
Berangkat dari fungsi otak yang memiliki kemampuan menyerap informasi yang luar biasa pada seorang anak, Dr. Glenn Doman menunjukkan betapa mudahnya mengajar balita matematika dan menjadikan proses belajar tersebut begitu menyenangkan bagi anak-anak.
Menurut Irene F. Mongkar, seorang praktisi metode Glenn Doman, pada masa tiga tahun pertama hidupnya, otak balita mengalami perkembangan yang sangat pesat. Akibatnya, stimulasi yang diberikan pada masa ini akan merangsang kecerdasannya.
Pertanyaannya, bagaimana jalannya sehingga metode ini mampu membuat pelajaran matematika menjadi begitu menarik dan menyenangkan anak-anak Anda?
- Tahap Pertama, Perkenalkan Jumlah
Anak-anak diperlihatkan kartu-kartu putih berukuran 28 x 28 cm dengan gambar dot (lingkaran berdiameter 2 cm) berwarna merah, mulai dari kartu berjumlah dot 1 sampai dengan 100.
Untuk memperkenalkan jumlah, cukup dengan memberikan 5 kartu, dengan sangat cepat (2 kartu-1 detik) dan diulang maksimum sebanyak 3 kali sehari.
- Tahap Kedua, Perkenalkan Persamaan
Kembali kita menunjukkan kartu-kartu dot, misalnya dot berjumlah 7, 5 dan 12, tunjukkan kartu tersebut dengan mengatakan ”tujuh ditambah lima sama dengan dua belas”.
Berikan tiga persamaan dalam setiap pengajaran, dan sehari berikan 3 kali pengajaran. Harus dicatat, setiap persamaan tidak diulang lagi.
- Tahap ketiga, Pemecahan Masalah
Siapkan kartu dot berjumlah 4, 7, 11 dan 16. Lalu tunjukkan kartu tersebut dengan mengatakan ”Empat ditambah tujuh, sama dengan 11 atau 16?”.
Biarkan si anak memilih, dan berikan dia cukup waktu berpikir dan menunjukkan jawabnya. Berikan balita kesempatan untuk menggunakan kemampuannya.
- Tahap keempat, Pengenalan Angka
Pengenalan ini prinsipnya seperti pada tahap 1. Sedangkan pada tahap ke lima, memperkenalkan persamaan dengan angka yang ditulis dalam karton panjang berukuran 10 x 50 cm, dengan berbagai jenis persamaan seperti misalnya 7 + 1 + 11 – 5 + 2 – 4.
Dengan cara yang sederhana, waktu yang singkat, sikap gembira dan menyenangkan, kita dapat mengenalkan matematika kepada balita. Dengan begitu, balita akan mulai menyenangi matematika.(Kompas)