Marahlah selagi Anda bisa marah, lampiaskan segala emosi yang menekan perasaan Anda, tapi harus tau tempat biar tidak dikeroyok masa.
Orang yang menekan kemarahan mereka saat diperlakukan secara tidak adil di tempat kerja, memiliki kemungkinan lima kali lipat mengalami serangan jantung atau bahkan menemui ajal, dibandingkan dengan orang yang memperlihatkan kekecewaan mereka.
Studi terkini yang dilakukan para ahli dari the Stress Research Institute, Stockholm, Swedia, terhadap 2.775 pria bekerja menunjukkan bahwa pekerja yang selalu menekan kekecewaan dan kemarahan mereka ketika diperlakukan tidak adil di kantor berisiko lima kali lebih tinggi mengalami serangan jantung, bahkan meninggal, dibanding mereka yang mengekspresikan kemarahannya.
"Setelah penyesuaian faktor usia, dan ekonomi, perilaku berisiko, ketegangan dalam pekerjaan dan faktor risiko biologi sebagai dasar, ada hubungan reaksi erat antara secara menahan marah dan risiko kasus serangan jantung atau kematian akibat jantung secara tiba-tiba berhenti berdenyut," kara para penulis studi tersebut.
Menghadapi keadaan secara diam-diam didaftar sebagai "membiarkan sesuatu berlalu tanpa mengatakan apa-apa" dan "pergi" kendati ada perasaan merasa sangat dibebani oleh rekan atau bos.
"Pria yang seringkali menggunakan teknik menahan diri itu memiliki 2-5 kali lipat risiko terserang sakit jantung dibandingkan dengan mereka yang bersifat lebih frontal di tempat kerja," kata studi itu.
Ketika seseorang memendam kemarahan maka jantung akan berdetak lebih cepat, jika tidak dilampiaskan maka jalan darah akan terganggu, dan akibatnya yang terdekat adalah hypertensi atau tekanan darah tinggi.