Ternyata, bukan area otak tertentu yang membuat seseorang disebut pandai atau bodoh. Yang terpenting adalah kekuatan dan kecepatan koneksi antarbagian otak. Bahkan, bagus tidaknya koneksi antarbagian otak tertentu menentukan kecerdasan.
”Kecerdasan sebenarnya mengandalkan hubungan spesifik di dalam otak dan koneksi ini terjadi antara gray matter (korteks otak yang berisi sel saraf) dan white matter (sumsum otak) atau koneksi serat saraf,” kata Jan Glascher, ketua peneliti.
Ia menambahkan, seseorang bisa disebut cerdas apabila bagian otak frontal (yang berhubungan dengan daya pikir, daya ingat, dan emosi) memiliki koneksi yang baik dengan bagian lobus parietal.
Menanggapi teori tersebut, Keith Young, ketua peneliti bidang psikiatri dan ilmu perilaku dari Texas A&M Health Science College of Medicine, mengatakan, hasil penelitian tersebut tak terduga, tetapi menegaskan pentingnya hubungan antarbagian otak.
Selama ini orang menganggap orang yang pintar akan unggul di semua bidang. ”Orang menganggap kecerdasan bersifat umum. Jika Anda bagus di bidang matematika, Anda akan hebat pula dalam bahasa Inggris,” kata Young.
”Hasil riset tidak menunjukkan orang yang cerdas akan pandai dalam berbagai bidang,” ungkap Glascher. Dalam risetnya, ia meneliti 241 pasien yang mengalami kerusakan otak. Peneliti lalu memetakan tempat kerusakan tersebut dan melakukan tes IQ.
”Dengan demikian, kita bisa melihat secara tepat bagian otak yang berkaitan dengan penurunan kemampuan dengan melakukan tes sehingga kita bisa tahu apakah bagian otak itu penting untuk kecerdasan umum,” kata Glascher.
Pada penelitian awal, Glascher dan timnya menemukan bahwa jaringan antarbagian otak juga penting untuk daya ingat. ”Makin baik koneksi antar-otak, makin besar daya ingat Anda. Ini berbeda dengan persepsi orang sebelumnya yang mengatakan orang cerdas adalah orang yang punya kapasitas daya ingat besar,” katanya.