Jalan Sutra- Kehamilan yang tidak diinginkan adalah penyebab perempuan ingin lakukan aborsi. Tidak selalu karena belum menikah, data studi yang dilakukan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) menunjukkan bahwa sebagian besar perempuan yang ingin aborsi justru yang sudah menikah. Berikut alasannya.
"Data studi PKBI di 12 kota dari tahun 2000-2011 menunjukkan bahwa 73-83 persen wanita yang ingin aborsi adalah wanita menikah karena kegagalan kontrasepsi. Aborsi pada remaja bahkan tidak sampai 20 persen," ujar Inne Silviane, Direktur Eksekutif PKBI Pusat, saat dihubungi detikHealth.
Hal ini yang disayangkan Inne, karena menurutnya yang berkeinginan untuk terminasi atau aborsi justru kebanyakan adalah ibu-ibu menikah yang merasa tidak siap untuk memiliki anak lagi.
Pada kenyataannya, jika membahas soal aborsi remaja selalu saja disalahkan dan dibelokkan seolah-olah hanya dilakukan karena perilaku seks bebas.
"Menurut hasil studi kami, remaja bahkan tidak sampai 20 persen, tapi selalu dibelokkan dan disudutkan seolah-olah hanya remaja. Bukan mau membela tetapi kenyataannya memang kebanyakan adalah wanita menikah," lanjut Inne.
Dari data tersebut, berikut alasan mengapa perempuan ingin lakukan aborsi:
Terlalu banyak anak
"Yang berkeinginan untuk aborsi justru yang sudah menikah karena sudah punya banyak anak. Yang anaknya banyak ini yang kita perjuangkan. Kita akan memberikan konseling terlebih dahulu agar si ibu mengerti dan tidak mencoba-coba aborsi yang tidak aman," jelas Inne.
Anak masih kecil
Wanita menikah juga banyak yang ingin menggugurkan kandungan karena alasan anak masih kecil. Hal ini biasanya terjadi karena alat kontrasepsi gagal berfungsi sehingga menyebabkan kehamilan yang tidak diinginkan.
Hamil di umur yang terlalu tua
Kehamilan di usia tua sebenarnya dapat membahayakan nyawa si ibu, bahkan kondisi ini turut menyumbang tingginya angka kematian ibu. Terlebih lagi bila ibu yang usianya sudah tidak muda ingin melakukan aborsi dengan cara yang tidak aman.
Tidak siap jadi ibu
Hal ini biasanya disebabkan karena kurangnya informasi yang didapatkan oleh remaja. Banyak remaja yang masih menganggap bahwa melakukan hubungan seksual pertama kali tidak dapat menyebabkan kehamilan. Akhirnya ketika kehamilan yang tidak diinginkan terjadi, ia tidak siap untuk menjadi ibu.
Masih sekolah
"Sebenarnya menurut studi kami remaja itu tidak sampai 20 persen. Ada yang alasannya karena masih sekolah, tapi tidak terlalu banyak dibandingkan dengan wanita menikah yang karena kegagalan konstrasepsi," jelas Inne.
Mementingkan karir
Terkadang karir juga menjadi alasan wanita menggugurkan kandungan. Meski jumlahnya tidak terlalu banyak, tetapi alasan terikat kontrak kerja, tidak ingin disibukkan dengan anak atau ingin meraih karir yang tinggi juga menjadi alasan wanita melakukan aborsi.