Jalan Sutra- Tidak ada orang manapun yang ingin terlibat dalam hubungan asmara yang menyiksa secara psikis maupun fisik. Namun seringkali keadaan tidak terjadi seperti yang diharapkan. Saat pendekatan, mungkin si dia bertingkah laku sangat baik, perhatian dan ramah. Tapi siapa sangka setelah resmi berpacaran, sifat aslinya yang suka menyiksa atau abuser perlahan-lahan terkuak.
Jangan sampai Anda menjadi korban kekerasan oleh kekasih sendiri dan terjebak dalam cinta yang menyiksa. Kenali tanda-tanda awal dia yang punya kecenderungan menyiksa, seperti dikutip dari Your Tango.
Mengikat secara emosional di awal hubungan.
Baru beberapa minggu resmi pacaran, dia sudah mengklaim kuatnya hubungan kalian dengan kata-kata seperti, "Aku tidak pernah merasa dicintai oleh orang lain seperti kamu mencintaiku." Pada awalnya, mungkin terdengar manis dan romantis tapi yang tidak disadari, dengan mengungkapkan kalimat semacam itu dia ingin ada keterikatan 'eksklusif' sehingga Anda akan terbebani untuk selalu memperhatikan dirinya.
Kecemburuan yang Berlebihan.
Pasangan baru Anda menunjukkan sikap posesif yang ekstrem, menelepon setiap hari dan tiap menit, atau datang ke rumah secara tak terduga.
Mencoba mengontrol kehidupan.
Dia selalu menginterogasi hal-hal detail tentang siapa saja yang barusan berbicara akrab dengan Anda, memaksa agar Anda minta izin setiap ingin pergi ke luar atau melakukan sesuatu, sampai mengecek semua telepon, SMS atau BBM yang masuk ke ponsel Anda.
Ekspektasi yang tidak realistis.
Dia yang mengharapkan Anda jadi orang yang sempurna dan bisa selalu memenuhi semua keinginannya, juga merupakan tanda-tanda seorang abuser.
Isolasi merupakan salah satu ciri seorang penyiksa.
Dia mencoba membatasi komunikasi Anda dengan teman-teman, rekan kerja bahkan keluarga sendiri. Dalam tahap yang sudah parah, dia bisa menghalangi Anda untuk sukses di dalam karier maupun hubungan sosial.
Menyalahkan orang lain atas kesalahannya.
Baik itu atasan, keluarga, teman atau kekasih, dia selalu menyalahkan orang lain jika keadaan tidak berjalan sesuai yang diharapkan.
Membuat orang lain harus bertanggung jawab dari perasaannya.
Ciri penyiksa yang lainnya, adalah menjadikan dia sebagai objek penderita, bukan pelaku. Contohnya, memilih kata-kata seperti, "Kamu sudah membuat aku marah" bukan dengan "Ya, aku marah". Atau contoh lainnya, "Aku tidak akan semarah ini jika kamu tidak..."
Hipersensitif.
Ciri dari hipersensitif adalah mudah merasa terhina. Dia cenderung gampang menyuaraka ketidakadilan terhadap segala masalah yang menimpanya, sekecil apapun masalah itu.
Jahat terhadap binatang dan anak-anak.
Dia tak segan membunuh atau melukai bintang secara brutal. Kepada anak-anak, seorang abuser suka meminta mereka melakukan sesuatu di luar kemampuannya, atau menggoda mereka sampai menangis.
Suka menghina.
Penyiksaaan tak selalu dalam bentuk fisik, tapi juga secara verbal. Berhati-hatilah jika Anda memacari si dia yang selalu mengritik apa yang Anda lakukan atau tak segan mengeluarkan sumpah serapah yang kasar.
Mood yang berubah-ubah.
Suatu waktu, dia sangat sayang, perhatian dan menjaga Anda. Namun beberapa jam kemudian dia bisa menjadi orang yang pemarah dan membentak Anda di tempat umum.
Mengancam melakukan tindak kekerasan.
Saat marah dia seringkali melontarkan ancaman seperti, "Lihat saja, aku akan mematahkan lehermu," tapi setelah itu ia langsung meralat ucapannya dengan mengatakan, "Percayalah, aku tidak bersungguh-sungguh mengatakannya."